Rabu, 12 Mei 2010

BAB 3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Event study merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Semakin cepat pasar bereaksi terhadap informasi baru berarti pasar modal semakin efisien. Selain itu, event study juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman.
Peristiwa atau event yang dipilih dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman Annual Report Award dimana fokus penelitian ini adalah dampak dari event tersebut terhadap abnormal return saham untuk tahun 2008. Event period yang digunakan adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman (pre-event), 1 hari pada saat pengumuman (event date), dan 10 hari setelah pengumuman (post-event).
Penentuan event period ini ditujukan untuk dapat menampung semua pengaruh yang terjadi sebagai akibat adanya pengumuman Annual Report Award dan dianggap cukup layak dalam metodologi studi peristiwa (Budiarto & Baridwan, 1999). Campbell, Lo, & MacKinlay (1997) juga menyatakan bahwa jika waktu terjadinya peristiwa dapat diketahui secara tepat, maka kemampuan statistik untuk mengidentifikasi dampak dari peristiwa tersebut akan lebih baik jika menggunakan event period yang lebih pendek. Analisis terhadap 10 hari sebelum pengumuman dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan informasi Annual Report Award sudah keluar ke publik terlebih dahulu karena adanya insider information. Sedangkan analisis terhadap 10 hari setelah pengumuman Annual Report Award dimaksudkan untuk melihat reaksi investor yang kemungkinan baru mengetahui pada saat pengumuman Annual Report Award dipublikasikan.
Penentuan event period yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan memungkinkan terjadinya bias dalam melihat pengaruhnya. MacKinlay (1997) juga menegaskan hal ini dengan menyebutkan bahwa ada dua masalah yang akan dihadapi dalam penentuan panjang pendeknya event period. Pertama, event period yang semakin panjang akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya. Kedua, semakin panjang event period yang diteliti, akan semakin sulit dalam mengontrol adanya confounding effect yang disebabkan oleh adanya publikasi informasi lain yang bersamaan dengan event yang diteliti. Jika event period yang digunakan terlalu pendek, ada kemungkinan reaksi para investor secara keseluruhan kurang dapat dilihat karena berkaitan dengan seberapa cepat pasar menyerap informasi untuk membentuk harga keseimbangan baru. Alasan pemilihan rentang waktu ini adalah karena jumlah hari kerja bursa dalam 1 minggu adalah 5 hari, sehingga dapat dikatakan pengambilan event period ini menjadi 2 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah pengumuman Annual Report Award.

3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Annual Report Award merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan bersama oleh Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Penyelenggaraan ARA pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan transparansi di sektor dunia usaha, baik BUMN/ BUMD tercatat dan tidak tercatat, maupun perusahaan private yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa Efek. Kriteria Penilaian disusun dengan memberi penekanan pada kualitas dari informasi yang tercantum didalam Laporan Tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan Good Corporate Governance; antara lain meliputi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, good corporate governance, informasi keuangan, serta analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan.

2. Abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengambil 167 perusahaan yang mengikuti penyelenggaran ARA pada tahun 2007 sebagai populasi. Selanjutnya, sampel yang diambil adalah perusahaan yang mendapatkan ranking pertama, kedua, dan ketiga dari tiap-tiap kategori yang ditetapkan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik dimana pengambilan elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam sampel dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili populasi (representative). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisis.
Adapun kriteria yang diterapkan yaitu:
1. Sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang mendapat ranking pertama, kedua, dan ketiga dari masing-masing kategori penerima ARA 2007 yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2008 yaitu berjumlah 19 sampel, dimana ada 1 perusahaan yang mendapatkan 2 penghargaan dan hanya dihitung sebagai 1 sampel.
2. Sampel perusahaan yang tidak Tbk tidak akan ikut diperhitungkan karena tidak adanya data yang digunakan dalam perhitungan yaitu berjumlah 6 sampel.
Dengan demikian dari 167 perusahaan yang mengikuti ARA 2007, maka akan diambil 12 sampel yang memenuhi persyaratan untuk diuji dalam penelitian ini.
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi tidak langsung. Data penelitian yang dikumpulkan adalah data historis berupa cross section data pada tahun 2008.
Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
1. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dan mengikuti Annual Report Award 2007 yang diselenggarakan tahun 2008.
2. Data harga penutupan saham harian untuk tiap sampel perusahaan dan data IHSG harian yang diperoleh dari www.yahoofinance.com. Kedua data tersebut digunakan untuk menghitung return saham dan return pasar harian yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran I-1 sampai dengan I-12 (selama estimation period) serta lampiran II – 1 sampai dengan II-12 (selama event period).
Selain itu juga dilakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Atma Jaya lantai 1 dan 2 untuk mencari teori-teori yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data
1. Periode pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa (event period).
2. Estimation period adalah periode waktu yang digunakan untuk memprediksi return saham pada event period. Penelitian ini menggunakan estimation period selama 100 hari, yaitu dari t – 110 sampai t – 11 sebelum event period untuk mengestimasi alpha dan beta historis yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi return. Estimation period ditentukan sebelum event period untuk mencegah peristiwa Annual Report Award ikut mempengaruhi estimasi parameter dari model. Sebenarnya tidak ada patokan jangka waktu tertentu untuk mengestimasi beta historis.
Dalam hal ini Brigham & Daves (2004) menyatakan,
“In statistical analysis, it is generally better to have more rather than fewer observations, because using more observations generally leads to greater statistical confidence.” (p.96).
Pada umumnya, penelitian-penelitian dengan metodologi studi peristiwa menggunakan periode estimasi selama 100 hari sehingga dianggap cukup layak untuk mengestimasi beta historis.
3. Event period adalah periode waktu yang dianalisis dalam penelitian. Event period yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang selanjutnya ditransformasikan ke
dalam angka - 10, - 9, - 8, - 7, - 6, - 5, - 4, - 3, - 2, - 1, 0, + 1, + 2, + 3, + 4, + 5, + 6, + 7, + 8, + 9, +10. Pada perhitungan periode, hari Sabtu dan hari Minggu atau hari libur nasional tidak dimasukkan dalam perhitungan karena saham tidak diperdagangkan pada hari-hari tersebut. Estimation period dan event period yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
estimation period event period

t-110 t-11 t-10 t-0 t+10
4. Hari pengumuman (event date) atau hari 0 adalah hari atau tanggal efektif, yaitu tanggal dimana rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan yang sudah disetujui oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pemilihan tanggal efektif sebagai event date bertujuan untuk menjamin tidak ada lagi perubahan atau penambahan informasi terhadap rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan.
5. Harga saham (Pit) adalah harga suatu saham i yang ada di bursa (BEJ) pada tanggal t setelah penutupan (closing price) pada tahun 2008.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)
1. Return sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada tanggal t yang merupakan selisih harga saham sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.
Rit = Pit− Pit−1+ DitPit−1
dimana :
𝐑𝐢𝐭 = return suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭 = harga suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭−𝟏 = harga suatu saham i pada periode t – 1
𝐃𝐢𝐭 = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t
2. Return pasar (market return) sesungguhnya dihitung dengan
menggunakan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
merupakan selisih IHSG sekarang relatif terhadap IHSG
sebelumnya.
𝑅𝑀𝑡= 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
dimana:
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕−𝟏 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t-1

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
1. Return ekspektasi (expected return) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Return ekspektasi merupakan return yang masih diestimasi. Menurut Brown & Warner (1985), terdapat berbagai model statistik untuk mengestimasi return yang dapat digunakan yaitu: mean-adjusted return, market model, dan market-adjusted return. Penelitian ini menggunakan market model yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝜷𝒊𝑹𝑴𝒕+ 𝜺𝒊𝒕
dimana:
Rit = expected return suatu sekuritas i pada tanggal t
𝜶𝒊 = alpha, yaitu suatu konstanta yang merupakan komponen dari return suatu sekuritas i yang tidak dipengaruhi perubahan pasar.
Alpha merupakan intercept dari suatu garis regresi.
𝜷𝒊 = beta, yaitu koefisien yang mengukur perubahan (sensitivitas) return suatu sekuritas i terhadap perubahan pasar.
Beta merupakan slope dari suatu garis regresi.
𝑹𝑴𝒕 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝜺𝒊𝒕 = random error atau residual yang merupakan abnormal return.
Random error ini diharapkan mempunyai nilai sama dengan nol.
Untuk menghitung expected return berdasarkan kinerja pasar saat itu, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑬𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝒃𝒊𝑹𝑴𝒕
dimana :
𝐄 𝐑𝐢𝐭 = expected return suatu saham i pada tanggal t
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝐚𝐢𝐛𝐢 = parameter dari koefisien regresi 𝒂𝒊𝜷𝒊

2. Abnormal Return adalah selisih antara return yang sesungguhnya diterima oleh investor dengan return yang diharapkan oleh investor. Perhitungan abnormal return menggunakan mean-adjusted return model.
ARit= Rit− E(Rit)
dimana:
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
𝐑𝐢𝐭 = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke-i pada periode ke t
𝐄(𝐑𝐢𝐭) = expected return saham ke i pada periode ke t

3. Rata-rata abnomal return (AARt) adalah penjumlahan abnormal return selama event period dibagi jumlah sampel (N).
AARt= ∑ARitN
dimana:
𝐀𝐀𝐑𝐭 = rata-rata abnormal return harian pada periode ke t
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
N = jumlah perusahaan

Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan pola keterkaitan dan signifikansi masing-masing variabel independen yang diteliti dengan variabel dependennya.
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pengumuman ARA mempengaruhi harga saham di sekitar tanggal pengumuman tersebut dan mempengaruhi abnormal return yang diperoleh investor.
Dalam melakukan pengujian pengaruh pengumuman ARA terhadap ada tidaknya abnormal return yang signifikan, maka penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan α sebesar 5%.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan salah satu metode statistik nonparametrik yang sering juga disebut sebagai metode bebas sebaran (distribution free) karena model uji statistiknya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Artinya bahwa metode statistik nonparametrik tidak menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak menetapkan syarat homoscedasticity. Homoscedasticity adalah kondisi dimana varians data atau varians sisaan konstan atau homogen. Banyak di antara uji-uji statistik nonparametrik kadangkala disebut sebagai “uji ranking”, karena teknik-teknik nonparametrik ini dapat digunakan untuk skor yang yang bukan merupakan skor eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan berupa skor yang semata-mata berupa jenjang-jenjang (ranks).
Uji statistik nonparametrik digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
1. bentuk distribusi populasinya, darimana sampel penelitiannya diambil, tidak diketahui menyebar secara normal.
2. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala nominal (diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya).
3. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala ordinal (disusun dalam tingkatan dan dinyatakan dalam ranking pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya).
4. ukuran sampel penelitiannya kecil dan sifat distribusi populasinya tidak diketahui secara pasti.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Uji tanda (sign test) didasarkan pada tanda-tanda positif atau negatif dari perbedaan antara pasangan pengamatan dan bukannya ukuran-ukuran kuantitatif sebagai datanya. Tes ini terutama bermanfaat untuk penelitian dimana pengukuran kuantitatif tidak mungkin atau tidak dapat dijalankan, tetapi kita masih mungkin menentukan tingkatan bagi pasangan pengamatan. Pada uji tanda (sign test) hanya melihat hasil berupa tanda positif atau negatif saja tetapi tidak memperhatikan besarnya perbedaan.
Dalam uji tanda (sign test) seperti yang telah diuraikan di atas, besarnya beda tidak diperhatikan. Penyempurnaan uji tanda (sign test) ini diperkenalkan oleh Wilcoxon pada tahun 1945. Pengujian yang telah diperkenalkan ini dinamakan “Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Di samping tandanya positif atau negatif besarnya beda juga diperhatikan. Tes Jenjang – Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan memberikan bobot yang lebih besar kepada pasangan yang menunjukkan perbedaan yang besar untuk kedua kondisinya, dibandingkan dengan pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil.
Tes Wilcoxon adalah tes yang paling berguna bagi para peneliti. Dengan data yang biasa, peneliti dapat mengatakan tanda selisih observasi dalam setiap pasangan dan membuat ranking selisih itu dalam urutan harga absolutnya. Artinya, peneliti dapat membuat penilaian dengan hanya melihat data kedua pasangan tersebut.
Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di event period. Signifikansi tersebut untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk).
Dalam menguji signifikansi rata-rata abnormal return saham untuk masing-masing hari selama event period untuk mengetahui ada atau tidaknya abnormal return saham yang signifikan atau berbeda dari nol selama event period tersebut, penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Penarikan kesimpulan terhadap output SPSS dilakukan berdasarkan probabilitasnya (nilai Sig.), dimana probabilitas dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dasar dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig.) > 0.05 , maka Ho diterima.
Jika probabilitas (sig.) ≤ 0.05 , maka Ho ditolak.
Tahap-tahap dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan event date, event period, dan estimation period untuk masing-masing saham perusahaan sampel.
2. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return) harian untuk masing-masing saham perusahaan sampel selama periode pengamatan.
3. Menghitung return pasar sesungguhnya (market return) harian selama periode pengamatan.
4. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan actual return dan
market return selama estimation period. Model ekspektasi ini dibentuk
dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Squares)
untuk meregresikan actual return harian dengan market return harian
berdasarkan market model. Dari hasil regresi OLS diperoleh nilai a
dan b sebagai estimasi nilai a dan β masing-masing saham
perusahaan sampel.
Rumus regresi OLS:
Y= a + bX
𝑏=𝑛𝑥𝑦− 𝑥𝑦𝑛𝑥2− 𝑥²
𝑎= 𝑦−𝑏𝑥𝑛


dimana:
Y = variabel terikat (dependent), yaitu expected return
X = variabel bebas (independent), yaitu market return
n = jumlah data observasi

5. Menggunakan model ekspektasi di atas untuk mengestimasi expected return selama event period.
6. Menghitung abnormal return (𝐴𝑅𝑖𝑡) harian individual selama event period.
7. Menghitung rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period.
8. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period dengan menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hasil yang didapat akan digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis








Model penelitian tersebut jika dinyatakan secara skematis yaitu:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar