Rabu, 12 Mei 2010

BAB 5

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian dalam skripsi ini mengkaji tentang bagaimana reaksi para investor terhadap pengumuman Annual Report Award terhadap perusahaan yang dinilai telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat abnormal return yang diperoleh oleh investor dari pemberian Annual Report Award kepada perusahaan yang telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance. Jika pengumuman Annual Report Award mempunyai kandungan informasi yang berarti, maka informasi pengumuman Annual Report Award dapat digunakan sebagai suatu pedoman (trading rules) bagi investor untuk membuat suatu keputusan investasi.
Informasi merupakan dasar pengambilan keputusan investasi bagi para investor. Menurut hipotesis pasar modal yang efisien, harga sekuritas-sekuritas dalam pasar modal tersebut secara cepat mencerminkan semua informasi yang relevan sehingga keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Reaksi atas informasi yang relevan ini ditunjukkan oleh adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan dan dapat diukur dengan ada atau tidaknya abnormal return yang merupakan tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh apabila tingkat keuntungan yang diharapkan lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang sebenarnya. Suatu pengumuman yang mengandung informasi relevan akan memberikan abnormal return kepada pasar, sebaliknya yang tidak mengandung informasi relevan tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar.
Setelah menguji hipotesis dengan menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan abnormal return saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pengumuman Annual Report Award, dapat disimpulkan bahwa abnormal return saham antara sebelum dan setelah pengumuman Annual Report Award tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 5% (Ho ditolak).
Hal ini menunjukkan bahwa informasi pengumuman Annual Report Award tahun 2008 tidak mempunyai kandungan informasi yang menyebabkan pasar bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Dalam hal ini, pasar menganggap informasi pengumuman Annual Report Award bukan sebagai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi investor.
5.2 Saran
Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan dan kebiasan dalam penelitian ini. Hal itu adalah adanya kemungkinan disekitar tanggal pengumuman pemberian Annual Report Award tersebut (12 Agustus 2008) terjadi peristiwa-peristiwa penting yang lain; apalagi mengingat pada tanggal tersebut menjelang peringatan HUT ke-57 RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2008 dan mencuatnya kembali kasus subprime mortgage pada bulan Agustus 2008; sehingga hasil dan kesimpulan penelitian ini bisa bias karena event period yang digunakan (sampai t+10) berakhir pada tanggal 27 Agustus 2008.
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya agar peneliti melihat kejadian-kejadian lain di sekitar tanggal pengumuman Annual Report Award.
Peneliti juga disarankan melakukan pengamatan terhadap variabel lain selain abnormal return saham (misalnya laporan keuangan tiap-tiap perusahaan, corporate action) agar dapat diketahui apa saja faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor.
Selain itu mengingat penelitian ini hanya berfokus pada dampak pengumuman Annual Report Award; investor yang akan melakukan investasi saham sebaiknya menggunakan juga informasi mengenai corporate event lainnya (yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham) dalam keputusan investasi mereka seperti: informasi pengumuman dividen, informasi pengumuman stock split, dan informasi lainnya yang relevan.

BAB 4

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data
4.1.1 Pembentukan Model Ekspektasi Return
Sebelum dilakukan pengolahan data, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Sampel saham yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan-perusahaan yang telah menerapakan Good Corporate Governance yang mengikuti Annual Report Award di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2007.
Tabel 4.1: Saham-Saham yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Saham
1 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
2 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
3 Bank NISP Tbk NISP
4 Bank Permata Tbk BNLI
5 Indosat Tbk ISAT
6 International Nickel Indonesia Tbk INCO
7 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP
8 Elnusa Tbk ELSA
9 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
10 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
11 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
12 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI
Setelah menentukan sampel penelitian, penulis membuat model ekspektasi return berdasarkan market model dari hasil perhitungan actual return saham dan market return selama periode estimasi dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Squares). Perhitungan regresi OLS dapat dilihat pada lampiran I – 1 sampai dengan lampiran I - 12. Dari hasil regresi OLS diperoleh nilai a dan b sebagai estimasi nilai α dan β masing-masing saham perusahaan sampel dalam market model. Model ekspektasi return untuk tiap sampel penelitian dari hasil regresi OLS disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2: Model Ekspektasi Return untuk Tiap Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan dan Kode Saham Model Ekspektasi
1 Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,0009 + 0,7199𝑅𝑀𝑡
2 Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,0072 + -0,3355𝑅𝑀𝑡
3 Bank NISP Tbk (NISP) E(𝑅𝑖𝑡) = 0,0178 - 0,7206𝑅𝑀𝑡
4 Bank Permata Tbk (BNLI) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,00003 + 0,1313𝑅𝑀𝑡
5 Indosat Tbk (ISAT) E(𝑅𝑖𝑡) = 0,0004 + 0,6168𝑅𝑀𝑡
6 International Nickel Ind. Tbk (INCO) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,00383 + 1,57710𝑅𝑀𝑡
7 Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,0012 + 2,0490𝑅𝑀𝑡
8 Elnusa Tbk (ELSA) E(𝑅𝑖𝑡) = 0,00006 + 1,4287𝑅𝑀𝑡
9 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) E(𝑅𝑖𝑡) = 0,0001 + 0,9953𝑅𝑀𝑡
10 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) E(𝑅𝑖𝑡) = 0,0010 + 1,0572𝑅𝑀𝑡
11 Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,0018 + 1,3646𝑅𝑀𝑡
12 Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) E(𝑅𝑖𝑡) = -0,0016 + 1,5971𝑅𝑀𝑡
4.1.2 Perhitungan Abnormal Return pada Event Period
Setelah membentuk model persamaan untuk ekspektasi return, penulis menghitung expected return untuk tiap sampel penelitian selama periode peristiwa (event period) berdasarkan model ekspektasi tersebut. Selanjutnya penulis menghitung abnormal return untuk tiap sampel penelitian selama event period yang merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Detail perhitungan abnormal return selama event period dapat dilihat pada lampiran II – 1 sampai dengan lampiran II – 12.
Ringkasan hasil perhitungan actual return, expected return, dan abnormal return untuk tiap sampel perusahaan emiten pada event period dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.3: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan
Abnormal Return TLKM pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 0,032258065 0,008807865 0,0234502
t-9 29/07/2008 -0,0125 2,89491E-05 -0,012528949
t-8 31/07/2008 -0,025316456 0,007240637 -0,032557093
t-7 01/08/2008 -0,006493506 -0,018339547 0,01184604
t-6 04/08/2008 0,039215686 -0,007665606 0,046881292
t-5 05/08/2008 -0,012578616 -0,014512834 0,001934218
t-4 06/08/2008 0 -0,000399682 0,000399682
t-3 07/08/2008 0 0,002967202 -0,002967202
t-2 08/08/2008 -0,012738854 -0,001928478 -0,010810375
t-1 11/08/2008 0 -0,021249911 0,021249911
t 12/08/2008 -0,032258065 -0,026675246 -0,005582818
t+1 13/08/2008 -0,013333333 0,001158229 -0,014491562
t+2 14/08/2008 0,006756757 0,014123749 -0,007366993
t+3 15/08/2008 0 -0,008264175 0,008264175
t+4 19/08/2008 -0,013422819 -0,015645667 0,002222849
t+5 20/08/2008 -0,006802721 0,008667179 -0,0154699
t+6 21/08/2008 0,01369863 0,005532348 0,008166282
t+7 22/08/2008 0,060810811 0,010194688 0,050616122
t+8 25/08/2008 0,012738854 0,001364782 0,011374071
t+9 26/08/2008 -0,025157233 -0,00757717 -0,017580063
t+10 27/08/2008 0,006451613 0,007110778 -0,000659165
Sumber: Data terolah


Tabel 4.4: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan
Abnormal Return BNGA pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 29/07/2008 -0,010309278 -0,007717794 -0,002591485
t-9 30/07/2008 0 -0,007275431 0,007275431
t-8 31/07/2008 0 -0,011079158 0,011079158
t-7 01/08/2008 -0,010416667 0,000843754 -0,01126042
t-6 04/08/2008 -0,021052632 -0,004131365 -0,016921266
t-5 05/08/2008 0,021505376 -0,000939875 0,022445252
t-4 06/08/2008 0 -0,007518009 0,007518009
t-3 07/08/2008 -0,021052632 -0,009087312 -0,01196532
t-2 08/08/2008 0,010752688 -0,006805438 0,017558126
t-1 11/08/2008 0 0,002200273 -0,002200273
t 12/08/2008 -0,010638298 0,004729019 -0,015367317
t+1 13/08/2008 0 -0,00824415 0,00824415
t+2 14/08/2008 0 -0,014287373 0,014287373
t+3 15/08/2008 0,021505376 -0,003852372 0,025357749
t+4 18/08/2008 0 - -
t+5 19/08/2008 -0,063157895 - -
t+6 20/08/2008 0,033707865 -0,011744068 0,045451933
t+7 21/08/2008 0 -0,010282925 0,010282925
t+8 22/08/2008 0,010869565 -0,01245604 0,023325605
t+9 25/08/2008 0 -0,008340425 0,008340425
t+10 26/08/2008 -0,043010753 -0,004172585 -0,038838168
Sumber: Data terolah

Tabel 4.5: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan
Abnormal Return NISP pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 -0,142857143 0,008093042 -0,150950185
t-9 29/07/2008 0,133333333 0,01688018 0,116453153
t-8 31/07/2008 -0,014705882 0,009661738 -0,02436762
t-7 01/08/2008 0,029850746 0,035265879 -0,005415133
t-6 04/08/2008 0,014492754 0,024581941 -0,010089187
t-5 05/08/2008 0 0,031435583 -0,031435583
t-4 06/08/2008 0 0,017309213 -0,017309213
t-3 07/08/2008 0 0,013939175 -0,013939175
t-2 08/08/2008 -0,1 0,018839441 -0,118839441
t-1 11/08/2008 -0,047619048 0,038178969 -0,085798017
t 12/08/2008 0,05 0,043609386 0,006390614
t+1 13/08/2008 0,111111111 0,015749843 0,095361269
t+2 14/08/2008 0 0,002772179 -0,002772179
t+3 15/08/2008 0 0,025181071 -0,025181071
t+4 19/08/2008 0 0,032569477 -0,032569477
t+5 20/08/2008 0,285714286 0,00823386 0,277480425
t+6 21/08/2008 0 0,011371627 -0,011371627
t+7 22/08/2008 0 0,00670492 -0,00670492
t+8 25/08/2008 0 0,015543096 -0,015543096
t+9 26/08/2008 -0,011111111 0,024493423 -0,035604534
t+10 27/08/2008 -0,202247191 0,009791718 -0,212038909
Sumber: Data terolah
Tabel 4.6: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return BNLI pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 0,011494253 0,001744026 0,009750227
t-9 29/07/2008 0 0,000142707 -0,000142707
t-8 31/07/2008 0 0,001458156 -0,001458156
t-7 01/08/2008 0 -0,003207799 0,003207799
t-6 04/08/2008 -0,011363636 -0,001260818 -0,010102818
t-5 05/08/2008 0 -0,002509787 0,002509787
t-4 06/08/2008 0 6,45229E-05 -6,45229E-05
t-3 07/08/2008 0 0,00067866 -0,00067866
t-2 08/08/2008 0 -0,000214337 0,000214337
t-1 11/08/2008 0 -0,003738664 0,003738664
t 12/08/2008 0 -0,004728272 0,004728272
t+1 13/08/2008 0 0,000348694 -0,000348694
t+2 14/08/2008 0 0,00271367 -0,00271367
t+3 15/08/2008 0 -0,00137 0,00137
t+4 19/08/2008 0 -0,002716421 0,002716421
t+5 20/08/2008 0 0,001718364 -0,001718364
t+6 21/08/2008 -0,011494253 0,001146555 -0,012640808
t+7 22/08/2008 0 0,001996989 -0,001996989
t+8 25/08/2008 0 0,00038637 -0,00038637
t+9 26/08/2008 0 -0,001244687 0,001244687
t+10 27/08/2008 0,011627907 0,001434469 0,010193438
Sumber: Data terolah

Tabel 4.7: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return ISAT pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 0 0,008736802 -0,008736802
t-9 29/07/2008 0,023255814 0,001214954 0,02204086
t-8 31/07/2008 -0,015151515 0,007393988 -0,022545503
t-7 01/08/2008 -0,023076923 -0,014523327 -0,008553596
t-6 04/08/2008 0,007874016 -0,005377805 0,01325182
t-5 05/08/2008 -0,03125 -0,011244567 -0,020005433
t-4 06/08/2008 -0,016129032 0,000847699 -0,016976731
t-3 07/08/2008 0,024590164 0,003732474 0,02085769
t-2 08/08/2008 0,008 -0,000462186 0,008462186
t-1 11/08/2008 0 -0,017016951 0,017016951
t 12/08/2008 -0,031746032 -0,021665423 -0,010080608
t+1 13/08/2008 -0,016393443 0,00218253 -0,018575973
t+2 14/08/2008 0,008333333 0,013291496 -0,004958163
t+3 15/08/2008 -0,041322314 -0,005890664 -0,03543165
t+4 19/08/2008 0,025862069 -0,012215188 0,038077257
t+5 20/08/2008 0,008403361 0,008616261 -0,000212899
t+6 21/08/2008 -0,008333333 0,005930311 -0,014263645
t+7 22/08/2008 0,008403361 0,009925044 -0,001521683
t+8 25/08/2008 -0,008333333 0,002359507 -0,01069284
t+9 26/08/2008 -0,008403361 -0,005302032 -0,003101329
t+10 27/08/2008 0,016949153 0,007282724 0,009666429
Sumber: Data terolah
Tabel 4.8: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return INCO pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 0,970748305 0,01747319 0,953275115
t-9 29/07/2008 -0,011299435 -0,001758212 -0,009541223
t-8 31/07/2008 0,051428571 0,014039966 0,037388606
t-7 01/08/2008 -0,032608696 -0,041996887 0,009388191
t-6 04/08/2008 -0,033707865 -0,018614174 -0,015093691
t-5 05/08/2008 -0,052325581 -0,033613955 -0,018711626
t-4 06/08/2008 0,024539877 -0,002697187 0,027237065
t-3 07/08/2008 0 0,004678429 -0,004678429
t-2 08/08/2008 -0,023952096 -0,006046221 -0,017905875
t-1 11/08/2008 -0,049079755 -0,048372434 -0,000707321
t 12/08/2008 -0,077419355 -0,060257364 -0,017161991
t+1 13/08/2008 0,013986014 0,000715628 0,013270386
t+2 14/08/2008 0,110344828 0,029118354 0,081226474
t+3 15/08/2008 -0,049689441 -0,019925422 -0,029764019
t+4 19/08/2008 -0,045751634 -0,036095579 -0,009656055
t+5 20/08/2008 0,020547945 0,017164998 0,003382947
t+6 21/08/2008 0,026845638 0,010297727 0,016547911
t+7 22/08/2008 0,039215686 0,020511215 0,018704471
t+8 25/08/2008 -0,018867925 0,001168112 -0,020036036
t+9 26/08/2008 -0,025641026 -0,018420444 -0,007220581
t+10 27/08/2008 -0,006578947 0,013755492 -0,02033444
Sumber: Data terolah

Tabel 4.9: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return UNSP pada Event Period

Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
-10 28/07/2008 -0,014285714 0,026404633 -0,040690347
-9 29/07/2008 -0,028985507 0,001417996 -0,030403503
-8 31/07/2008 0,037313433 0,021943974 0,015369459
-7 01/08/2008 -0,028776978 -0,050862599 0,022085621
-6 04/08/2008 -0,02962963 -0,020482321 -0,009147308
t-5 05/08/2008 -0,038167939 -0,039970972 0,001803033
t-4 06/08/2008 -0,015873016 0,000198021 -0,016071037
t-3 07/08/2008 0 0,009780882 -0,009780882
t-2 08/08/2008 -0,008064516 -0,004153253 -0,003911263
t-1 11/08/2008 -0,089430894 -0,059146107 -0,030284787
t 12/08/2008 -0,0625 -0,07458775 0,01208775
t+1 13/08/2008 0,085714286 0,004632164 0,081082122
t+2 14/08/2008 -0,052631579 0,041534756 -0,094166335
t+3 15/08/2008 -0,083333333 -0,022185976 -0,061147357
t+4 19/08/2008 0,04040404 -0,043195253 0,083599293
t+5 20/08/2008 0,029126214 0,026004211 0,003122003
t+6 21/08/2008 0,028301887 0,017081824 0,011220063
t+7 22/08/2008 -0,027522936 0,030351824 -0,05787476
t+8 25/08/2008 -0,018867925 0,005220059 -0,024087983
t+9 26/08/2008 0,009615385 -0,020230615 0,029846
t+10 27/08/2008 0,00952381 0,021574369 -0,012050559
Sumber: Data terolah

Tabel 4.10: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return ELSA pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
t-10 28/07/2008 0 0,019368789 -0,019368789
t-9 29/07/2008 0 0,001946073 -0,001946073
t-8 31/07/2008 0,03125 0,016258455 0,014991545
t-7 01/08/2008 -0,015151515 -0,034508211 0,019356696
t-6 04/08/2008 -0,030769231 -0,01332461 -0,017444621
t-5 05/08/2008 -0,015873016 -0,026913683 0,011040667
t-4 06/08/2008 0 0,001095407 -0,001095407
t-3 07/08/2008 -0,016129032 0,007777357 -0,02390639
t-2 08/08/2008 0,016393443 -0,001938655 0,018332097
t-1 11/08/2008 -0,032258065 -0,040284147 0,008026083
t 12/08/2008 -0,083333333 -0,051051317 -0,032282017
t+1 13/08/2008 0 0,004187253 -0,004187253
t+2 14/08/2008 0,054545455 0,029918742 0,024626712
t+3 15/08/2008 -0,034482759 -0,014512536 -0,019970222
t+4 19/08/2008 -0,035714286 -0,029161914 -0,006552372
t+5 20/08/2008 0,037037037 0,019089582 0,017947455
t+6 21/08/2008 0,017857143 0,012868168 0,004988974
t+7 22/08/2008 0 0,022121092 -0,022121092
t+8 25/08/2008 0 0,00459718 -0,00459718
t+9 26/08/2008 0 -0,0131491 0,0131491
t+10 27/08/2008 0,01754386 0,016000736 0,001543124
Sumber: Data terolah

Tabel 4.11: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return BBNI pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
-10 28/07/2008 0,044117647 0,013612272 0,030505375
-9 29/07/2008 0 0,001475313 -0,001475313
-8 31/07/2008 0,028169014 0,01144556 0,016723454
-7 01/08/2008 -0,006849315 -0,023919358 0,017070043
-6 04/08/2008 -0,020689655 -0,009162503 -0,011527152
t-5 05/08/2008 -0,021126761 -0,01862888 -0,00249788
t-4 06/08/2008 -0,021582734 0,000882725 -0,022465459
t-3 07/08/2008 0,007352941 0,005537484 0,001815457
t-2 08/08/2008 -0,02189781 -0,001230854 -0,020666956
t-1 11/08/2008 0 -0,027942972 0,027942972
t 12/08/2008 -0,052238806 -0,035443564 -0,016795242
t+1 13/08/2008 -0,015748031 0,003036556 -0,018784588
t+2 14/08/2008 -0,016 0,020961547 -0,036961547
t+3 15/08/2008 0,016260163 -0,009990033 0,026250195
t+4 19/08/2008 -0,024 -0,020195036 -0,003804964
t+5 20/08/2008 -0,008196721 0,013417771 -0,021614493
t+6 21/08/2008 0,008264463 0,009083829 -0,000819366
t+7 22/08/2008 0,008196721 0,015529572 -0,007332851
t+8 25/08/2008 0,008130081 0,003322119 0,004807962
t+9 26/08/2008 -0,008064516 -0,009040239 0,000975723
t+10 27/08/2008 0,008130081 0,011266029 -0,003135947
Sumber: Data terolah

Tabel 4.12: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return BMRI pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
-10 28/07/2008 0 0,015378644 -0,015378644
-9 29/07/2008 0,00862069 0,002486811 0,006133878
-8 31/07/2008 0,017094017 0,013077171 0,004016846
-7 01/08/2008 0 -0,024487315 0,024487315
-6 04/08/2008 0,033613445 -0,008812638 0,042426083
t-5 05/08/2008 0 -0,01886779 0,01886779
t-4 06/08/2008 -0,016260163 0,001857366 -0,018117529
t-3 07/08/2008 -0,008264463 0,006801635 -0,015066097
t-2 08/08/2008 -0,025 -0,00038767 -0,02461233
t-1 11/08/2008 -0,034188034 -0,028761184 -0,005426851
t 12/08/2008 -0,026548673 -0,036728285 0,010179613
t+1 13/08/2008 0,045454545 0,004145158 0,041309387
t+2 14/08/2008 0 0,023185018 -0,023185018
t+3 15/08/2008 0,008695652 -0,009691637 0,018387289
t+4 19/08/2008 -0,034482759 -0,020531354 -0,013951404
t+5 20/08/2008 0,044642857 0,015172047 0,02947081
t+6 21/08/2008 -0,034188034 0,010568549 -0,044756583
t+7 22/08/2008 0,008849558 0,017415194 -0,008565637
t+8 25/08/2008 0 0,004448482 -0,004448482
t+9 26/08/2008 -0,01754386 -0,00868277 -0,008861089
t+10 27/08/2008 0 0,012886474 -0,012886474
Sumber: Data terolah

Tabel 4.13: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return ANTM pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
-10 28/07/2008 0,010204082 0,016608128 -0,006404046
-9 29/07/2008 -0,01010101 -3,24649E-05 -0,010068545
-8 31/07/2008 0,010204082 0,013637419 -0,003433338
-7 01/08/2008 -0,01010101 -0,03485028 0,02474927
-6 04/08/2008 -0,051020408 -0,014617632 -0,036402777
t-5 05/08/2008 -0,064516129 -0,027596677 -0,036919452
t-4 06/08/2008 -0,022988506 -0,000844944 -0,022143562
t-3 07/08/2008 0,011764706 0,005537047 0,006227659
t-2 08/08/2008 -0,023255814 -0,003742804 -0,01951301
t-1 11/08/2008 -0,05952381 -0,040366928 -0,019156882
t 12/08/2008 -0,073417722 -0,050650748 -0,022766974
t+1 13/08/2008 0,010928962 0,002108106 0,008820856
t+2 14/08/2008 0,032432432 0,026684482 0,00574795
t+3 15/08/2008 -0,015706806 -0,015752231 4,54246E-05
t+4 19/08/2008 -0,042553191 -0,029743982 -0,012809209
t+5 20/08/2008 0,016666667 0,016341455 0,000325212
t+6 21/08/2008 0,005464481 0,010399326 -0,004934845
t+7 22/08/2008 0,043478261 0,019236877 0,024241384
t+8 25/08/2008 0 0,002499631 -0,002499631
t+9 26/08/2008 -0,015625 -0,01445 -0,001175
t+10 27/08/2008 0,005291005 0,01339127 -0,008100264
Sumber: Data terolah

Tabel 4.14: Hasil Perhitungan Actual Return, Expected Return, dan Abnormal Return ADHI pada Event Period
Day (t) Date Actual Return Expected Return Abnormal Return
-10 28/07/2008 -0,050847458 0,019950595 -0,070798053
-9 29/07/2008 0 0,000474683 -0,000474683
-8 31/07/2008 0,017857143 0,01647372 0,001383422
-7 01/08/2008 -0,052631579 -0,040275592 -0,012355987
-6 04/08/2008 0 -0,016595589 0,016595589
t-5 05/08/2008 -0,055555556 -0,031786078 -0,023769477
t-4 06/08/2008 -0,058823529 -0,000476231 -0,058347299
t-3 07/08/2008 0,010416667 0,00699316 0,003423507
t-2 08/08/2008 -0,020618557 -0,003867845 -0,016750712
t-1 11/08/2008 -0,052631579 -0,046732198 -0,005899381
t 12/08/2008 -0,044444444 -0,058768235 0,01432379
t+1 13/08/2008 -0,023255814 0,002979976 -0,02623579
t+2 14/08/2008 0,011904762 0,031743817 -0,019839055
t+3 15/08/2008 -0,023529412 -0,017923508 -0,005605904
t+4 19/08/2008 -0,048192771 -0,034299254 -0,013893517
t+5 20/08/2008 0,012658228 0,019638485 -0,006980257
t+6 21/08/2008 -0,0125 0,012683902 -0,025183902
t+7 22/08/2008 0,012658228 0,023027246 -0,010369018
t+8 25/08/2008 0 0,003438212 -0,003438212
t+9 26/08/2008 0 -0,016399395 0,016399395
t+10 27/08/2008 -0,0125 0,01618563 -0,02868563
Sumber: Data terolah

4.1.3 Pengujian Hipotesis
Untuk menganalisis pengaruh pengumuman Annual Report Award terhadap perubahan harga saham, penulis melakukan pengujian signifikansi abnormal return saham harian selama event period; yang dilihat dari t-10 hingga t-1 adalah rata-rata abnormal return sebelum dan dari t+1 hingga t+10 adalah rata-rata abnormal return setelah; dengan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan α sebesar 5%. Dalam menguji signifikansi rata-rata abnormal return saham selama event period untuk mengetahui ada atau tidaknya abnormal return saham yang signifikan atau berbeda dari nol selama event period tersebut, penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Hasil uji statistik Jenjang – Bertanda Wilcoxon tersebut dapat dilihat pada lampiran III. Hasil perhitungan rata-rata abnormal return beserta hasil pengujian statistiknya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15: Hasil Perhitungan Rata-rata Abnormal Return, Nilai Sig. (2-tailed) dari Wilcoxon Signed Ranks Test, dan Kesimpulan

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
rata-rata setelah - rata-rata sebelum Negative Ranks 7a 5,29 37,00
Positive Ranks 5b 8,20 41,00
Ties 0c
Total 12
a. Rata-rata setelah < rata-rata sebelum
b. Rata-rata setelah > rata-rata sebelum
c. Rata-rata setelah = rata-rata sebelum

Test Statisticsb
rata-rata setelah - rata-rata sebelum
Z -.157a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,875
a. Based on negative ranks
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nilai p-value untuk uji dua sisi (two tail) = 0,875
Sumber: data terolah dari SPSS
Ket: Jika Sig. < α (0.05) berarti Ho ditolak sedangkan jika Sig. > α (0.05) berarti Ho diterima
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Dari hasil Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) di atas, diperoleh nilai sig. sebesar 0,875 dimana nilai tersebut lebih besar dari α (0,05) yang berarti Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa abnormal return saham sebelum pengumuman Annual Report Award tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA.
4.2 Pembahasan
Hasil pengujian Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan abnormal return saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pengumuman Annual Report Award. Hal ini memperlihatkan bahwa pasar tidak tertarik dengan informasi pengumuman Annual Report Award karena investor menganggap bahwa pengumuman Annual Report Award tidak memiliki kandungan informasi sehingga pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Dengan kata lain, para investor menganggap informasi pengumuman Annual Report Award bukan merupakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investor dalam berinvestasi.
Hasil analisis bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan ini berbeda dengan hasil penelitian Sulistyanto & Prapti (2003).
Diperkirakan perbedaan hasil antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya disebabkan oleh:
1. Perbedaan tanggal pengumuman (event date) dan tahun pengumuman yang digunakan.
2. Penggunaan event period dan metode pengujian yang berbeda.
3. Menguatnya kembali kasus subprime mortgage yang terjadi pada bulan Agustus 2008 yang menyebabkan seluruh perekonomian dunia terguncang kembali, dimana banyak investor yang tidak mempunyai uang dan menjual saham-sahamnya sehingga dampak pengumuman Annual Report Award hanya berpengaruh yang kecil atau bahkan tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investor.

BAB 3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Event study merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Semakin cepat pasar bereaksi terhadap informasi baru berarti pasar modal semakin efisien. Selain itu, event study juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman.
Peristiwa atau event yang dipilih dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman Annual Report Award dimana fokus penelitian ini adalah dampak dari event tersebut terhadap abnormal return saham untuk tahun 2008. Event period yang digunakan adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman (pre-event), 1 hari pada saat pengumuman (event date), dan 10 hari setelah pengumuman (post-event).
Penentuan event period ini ditujukan untuk dapat menampung semua pengaruh yang terjadi sebagai akibat adanya pengumuman Annual Report Award dan dianggap cukup layak dalam metodologi studi peristiwa (Budiarto & Baridwan, 1999). Campbell, Lo, & MacKinlay (1997) juga menyatakan bahwa jika waktu terjadinya peristiwa dapat diketahui secara tepat, maka kemampuan statistik untuk mengidentifikasi dampak dari peristiwa tersebut akan lebih baik jika menggunakan event period yang lebih pendek. Analisis terhadap 10 hari sebelum pengumuman dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan informasi Annual Report Award sudah keluar ke publik terlebih dahulu karena adanya insider information. Sedangkan analisis terhadap 10 hari setelah pengumuman Annual Report Award dimaksudkan untuk melihat reaksi investor yang kemungkinan baru mengetahui pada saat pengumuman Annual Report Award dipublikasikan.
Penentuan event period yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan memungkinkan terjadinya bias dalam melihat pengaruhnya. MacKinlay (1997) juga menegaskan hal ini dengan menyebutkan bahwa ada dua masalah yang akan dihadapi dalam penentuan panjang pendeknya event period. Pertama, event period yang semakin panjang akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya. Kedua, semakin panjang event period yang diteliti, akan semakin sulit dalam mengontrol adanya confounding effect yang disebabkan oleh adanya publikasi informasi lain yang bersamaan dengan event yang diteliti. Jika event period yang digunakan terlalu pendek, ada kemungkinan reaksi para investor secara keseluruhan kurang dapat dilihat karena berkaitan dengan seberapa cepat pasar menyerap informasi untuk membentuk harga keseimbangan baru. Alasan pemilihan rentang waktu ini adalah karena jumlah hari kerja bursa dalam 1 minggu adalah 5 hari, sehingga dapat dikatakan pengambilan event period ini menjadi 2 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah pengumuman Annual Report Award.

3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Annual Report Award merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan bersama oleh Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Penyelenggaraan ARA pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan transparansi di sektor dunia usaha, baik BUMN/ BUMD tercatat dan tidak tercatat, maupun perusahaan private yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa Efek. Kriteria Penilaian disusun dengan memberi penekanan pada kualitas dari informasi yang tercantum didalam Laporan Tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan Good Corporate Governance; antara lain meliputi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, good corporate governance, informasi keuangan, serta analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan.

2. Abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengambil 167 perusahaan yang mengikuti penyelenggaran ARA pada tahun 2007 sebagai populasi. Selanjutnya, sampel yang diambil adalah perusahaan yang mendapatkan ranking pertama, kedua, dan ketiga dari tiap-tiap kategori yang ditetapkan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik dimana pengambilan elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam sampel dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili populasi (representative). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisis.
Adapun kriteria yang diterapkan yaitu:
1. Sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang mendapat ranking pertama, kedua, dan ketiga dari masing-masing kategori penerima ARA 2007 yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2008 yaitu berjumlah 19 sampel, dimana ada 1 perusahaan yang mendapatkan 2 penghargaan dan hanya dihitung sebagai 1 sampel.
2. Sampel perusahaan yang tidak Tbk tidak akan ikut diperhitungkan karena tidak adanya data yang digunakan dalam perhitungan yaitu berjumlah 6 sampel.
Dengan demikian dari 167 perusahaan yang mengikuti ARA 2007, maka akan diambil 12 sampel yang memenuhi persyaratan untuk diuji dalam penelitian ini.
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi tidak langsung. Data penelitian yang dikumpulkan adalah data historis berupa cross section data pada tahun 2008.
Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
1. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dan mengikuti Annual Report Award 2007 yang diselenggarakan tahun 2008.
2. Data harga penutupan saham harian untuk tiap sampel perusahaan dan data IHSG harian yang diperoleh dari www.yahoofinance.com. Kedua data tersebut digunakan untuk menghitung return saham dan return pasar harian yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran I-1 sampai dengan I-12 (selama estimation period) serta lampiran II – 1 sampai dengan II-12 (selama event period).
Selain itu juga dilakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Atma Jaya lantai 1 dan 2 untuk mencari teori-teori yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data
1. Periode pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa (event period).
2. Estimation period adalah periode waktu yang digunakan untuk memprediksi return saham pada event period. Penelitian ini menggunakan estimation period selama 100 hari, yaitu dari t – 110 sampai t – 11 sebelum event period untuk mengestimasi alpha dan beta historis yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi return. Estimation period ditentukan sebelum event period untuk mencegah peristiwa Annual Report Award ikut mempengaruhi estimasi parameter dari model. Sebenarnya tidak ada patokan jangka waktu tertentu untuk mengestimasi beta historis.
Dalam hal ini Brigham & Daves (2004) menyatakan,
“In statistical analysis, it is generally better to have more rather than fewer observations, because using more observations generally leads to greater statistical confidence.” (p.96).
Pada umumnya, penelitian-penelitian dengan metodologi studi peristiwa menggunakan periode estimasi selama 100 hari sehingga dianggap cukup layak untuk mengestimasi beta historis.
3. Event period adalah periode waktu yang dianalisis dalam penelitian. Event period yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang selanjutnya ditransformasikan ke
dalam angka - 10, - 9, - 8, - 7, - 6, - 5, - 4, - 3, - 2, - 1, 0, + 1, + 2, + 3, + 4, + 5, + 6, + 7, + 8, + 9, +10. Pada perhitungan periode, hari Sabtu dan hari Minggu atau hari libur nasional tidak dimasukkan dalam perhitungan karena saham tidak diperdagangkan pada hari-hari tersebut. Estimation period dan event period yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
estimation period event period

t-110 t-11 t-10 t-0 t+10
4. Hari pengumuman (event date) atau hari 0 adalah hari atau tanggal efektif, yaitu tanggal dimana rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan yang sudah disetujui oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pemilihan tanggal efektif sebagai event date bertujuan untuk menjamin tidak ada lagi perubahan atau penambahan informasi terhadap rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan.
5. Harga saham (Pit) adalah harga suatu saham i yang ada di bursa (BEJ) pada tanggal t setelah penutupan (closing price) pada tahun 2008.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)
1. Return sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada tanggal t yang merupakan selisih harga saham sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.
Rit = Pit− Pit−1+ DitPit−1
dimana :
𝐑𝐢𝐭 = return suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭 = harga suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭−𝟏 = harga suatu saham i pada periode t – 1
𝐃𝐢𝐭 = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t
2. Return pasar (market return) sesungguhnya dihitung dengan
menggunakan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
merupakan selisih IHSG sekarang relatif terhadap IHSG
sebelumnya.
𝑅𝑀𝑡= 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
dimana:
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕−𝟏 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t-1

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
1. Return ekspektasi (expected return) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Return ekspektasi merupakan return yang masih diestimasi. Menurut Brown & Warner (1985), terdapat berbagai model statistik untuk mengestimasi return yang dapat digunakan yaitu: mean-adjusted return, market model, dan market-adjusted return. Penelitian ini menggunakan market model yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝜷𝒊𝑹𝑴𝒕+ 𝜺𝒊𝒕
dimana:
Rit = expected return suatu sekuritas i pada tanggal t
𝜶𝒊 = alpha, yaitu suatu konstanta yang merupakan komponen dari return suatu sekuritas i yang tidak dipengaruhi perubahan pasar.
Alpha merupakan intercept dari suatu garis regresi.
𝜷𝒊 = beta, yaitu koefisien yang mengukur perubahan (sensitivitas) return suatu sekuritas i terhadap perubahan pasar.
Beta merupakan slope dari suatu garis regresi.
𝑹𝑴𝒕 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝜺𝒊𝒕 = random error atau residual yang merupakan abnormal return.
Random error ini diharapkan mempunyai nilai sama dengan nol.
Untuk menghitung expected return berdasarkan kinerja pasar saat itu, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑬𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝒃𝒊𝑹𝑴𝒕
dimana :
𝐄 𝐑𝐢𝐭 = expected return suatu saham i pada tanggal t
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝐚𝐢𝐛𝐢 = parameter dari koefisien regresi 𝒂𝒊𝜷𝒊

2. Abnormal Return adalah selisih antara return yang sesungguhnya diterima oleh investor dengan return yang diharapkan oleh investor. Perhitungan abnormal return menggunakan mean-adjusted return model.
ARit= Rit− E(Rit)
dimana:
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
𝐑𝐢𝐭 = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke-i pada periode ke t
𝐄(𝐑𝐢𝐭) = expected return saham ke i pada periode ke t

3. Rata-rata abnomal return (AARt) adalah penjumlahan abnormal return selama event period dibagi jumlah sampel (N).
AARt= ∑ARitN
dimana:
𝐀𝐀𝐑𝐭 = rata-rata abnormal return harian pada periode ke t
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
N = jumlah perusahaan

Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan pola keterkaitan dan signifikansi masing-masing variabel independen yang diteliti dengan variabel dependennya.
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pengumuman ARA mempengaruhi harga saham di sekitar tanggal pengumuman tersebut dan mempengaruhi abnormal return yang diperoleh investor.
Dalam melakukan pengujian pengaruh pengumuman ARA terhadap ada tidaknya abnormal return yang signifikan, maka penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan α sebesar 5%.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan salah satu metode statistik nonparametrik yang sering juga disebut sebagai metode bebas sebaran (distribution free) karena model uji statistiknya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Artinya bahwa metode statistik nonparametrik tidak menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak menetapkan syarat homoscedasticity. Homoscedasticity adalah kondisi dimana varians data atau varians sisaan konstan atau homogen. Banyak di antara uji-uji statistik nonparametrik kadangkala disebut sebagai “uji ranking”, karena teknik-teknik nonparametrik ini dapat digunakan untuk skor yang yang bukan merupakan skor eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan berupa skor yang semata-mata berupa jenjang-jenjang (ranks).
Uji statistik nonparametrik digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
1. bentuk distribusi populasinya, darimana sampel penelitiannya diambil, tidak diketahui menyebar secara normal.
2. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala nominal (diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya).
3. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala ordinal (disusun dalam tingkatan dan dinyatakan dalam ranking pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya).
4. ukuran sampel penelitiannya kecil dan sifat distribusi populasinya tidak diketahui secara pasti.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Uji tanda (sign test) didasarkan pada tanda-tanda positif atau negatif dari perbedaan antara pasangan pengamatan dan bukannya ukuran-ukuran kuantitatif sebagai datanya. Tes ini terutama bermanfaat untuk penelitian dimana pengukuran kuantitatif tidak mungkin atau tidak dapat dijalankan, tetapi kita masih mungkin menentukan tingkatan bagi pasangan pengamatan. Pada uji tanda (sign test) hanya melihat hasil berupa tanda positif atau negatif saja tetapi tidak memperhatikan besarnya perbedaan.
Dalam uji tanda (sign test) seperti yang telah diuraikan di atas, besarnya beda tidak diperhatikan. Penyempurnaan uji tanda (sign test) ini diperkenalkan oleh Wilcoxon pada tahun 1945. Pengujian yang telah diperkenalkan ini dinamakan “Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Di samping tandanya positif atau negatif besarnya beda juga diperhatikan. Tes Jenjang – Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan memberikan bobot yang lebih besar kepada pasangan yang menunjukkan perbedaan yang besar untuk kedua kondisinya, dibandingkan dengan pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil.
Tes Wilcoxon adalah tes yang paling berguna bagi para peneliti. Dengan data yang biasa, peneliti dapat mengatakan tanda selisih observasi dalam setiap pasangan dan membuat ranking selisih itu dalam urutan harga absolutnya. Artinya, peneliti dapat membuat penilaian dengan hanya melihat data kedua pasangan tersebut.
Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di event period. Signifikansi tersebut untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk).
Dalam menguji signifikansi rata-rata abnormal return saham untuk masing-masing hari selama event period untuk mengetahui ada atau tidaknya abnormal return saham yang signifikan atau berbeda dari nol selama event period tersebut, penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Penarikan kesimpulan terhadap output SPSS dilakukan berdasarkan probabilitasnya (nilai Sig.), dimana probabilitas dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dasar dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig.) > 0.05 , maka Ho diterima.
Jika probabilitas (sig.) ≤ 0.05 , maka Ho ditolak.
Tahap-tahap dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan event date, event period, dan estimation period untuk masing-masing saham perusahaan sampel.
2. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return) harian untuk masing-masing saham perusahaan sampel selama periode pengamatan.
3. Menghitung return pasar sesungguhnya (market return) harian selama periode pengamatan.
4. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan actual return dan
market return selama estimation period. Model ekspektasi ini dibentuk
dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Squares)
untuk meregresikan actual return harian dengan market return harian
berdasarkan market model. Dari hasil regresi OLS diperoleh nilai a
dan b sebagai estimasi nilai a dan β masing-masing saham
perusahaan sampel.
Rumus regresi OLS:
Y= a + bX
𝑏=𝑛𝑥𝑦− 𝑥𝑦𝑛𝑥2− 𝑥²
𝑎= 𝑦−𝑏𝑥𝑛


dimana:
Y = variabel terikat (dependent), yaitu expected return
X = variabel bebas (independent), yaitu market return
n = jumlah data observasi

5. Menggunakan model ekspektasi di atas untuk mengestimasi expected return selama event period.
6. Menghitung abnormal return (𝐴𝑅𝑖𝑡) harian individual selama event period.
7. Menghitung rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period.
8. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period dengan menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hasil yang didapat akan digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis








Model penelitian tersebut jika dinyatakan secara skematis yaitu:

BAB 3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Event study merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Semakin cepat pasar bereaksi terhadap informasi baru berarti pasar modal semakin efisien. Selain itu, event study juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman.
Peristiwa atau event yang dipilih dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman Annual Report Award dimana fokus penelitian ini adalah dampak dari event tersebut terhadap abnormal return saham untuk tahun 2008. Event period yang digunakan adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman (pre-event), 1 hari pada saat pengumuman (event date), dan 10 hari setelah pengumuman (post-event).
Penentuan event period ini ditujukan untuk dapat menampung semua pengaruh yang terjadi sebagai akibat adanya pengumuman Annual Report Award dan dianggap cukup layak dalam metodologi studi peristiwa (Budiarto & Baridwan, 1999). Campbell, Lo, & MacKinlay (1997) juga menyatakan bahwa jika waktu terjadinya peristiwa dapat diketahui secara tepat, maka kemampuan statistik untuk mengidentifikasi dampak dari peristiwa tersebut akan lebih baik jika menggunakan event period yang lebih pendek. Analisis terhadap 10 hari sebelum pengumuman dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan informasi Annual Report Award sudah keluar ke publik terlebih dahulu karena adanya insider information. Sedangkan analisis terhadap 10 hari setelah pengumuman Annual Report Award dimaksudkan untuk melihat reaksi investor yang kemungkinan baru mengetahui pada saat pengumuman Annual Report Award dipublikasikan.
Penentuan event period yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan memungkinkan terjadinya bias dalam melihat pengaruhnya. MacKinlay (1997) juga menegaskan hal ini dengan menyebutkan bahwa ada dua masalah yang akan dihadapi dalam penentuan panjang pendeknya event period. Pertama, event period yang semakin panjang akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya. Kedua, semakin panjang event period yang diteliti, akan semakin sulit dalam mengontrol adanya confounding effect yang disebabkan oleh adanya publikasi informasi lain yang bersamaan dengan event yang diteliti. Jika event period yang digunakan terlalu pendek, ada kemungkinan reaksi para investor secara keseluruhan kurang dapat dilihat karena berkaitan dengan seberapa cepat pasar menyerap informasi untuk membentuk harga keseimbangan baru. Alasan pemilihan rentang waktu ini adalah karena jumlah hari kerja bursa dalam 1 minggu adalah 5 hari, sehingga dapat dikatakan pengambilan event period ini menjadi 2 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah pengumuman Annual Report Award.

3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Annual Report Award merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan bersama oleh Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Penyelenggaraan ARA pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan transparansi di sektor dunia usaha, baik BUMN/ BUMD tercatat dan tidak tercatat, maupun perusahaan private yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa Efek. Kriteria Penilaian disusun dengan memberi penekanan pada kualitas dari informasi yang tercantum didalam Laporan Tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan Good Corporate Governance; antara lain meliputi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, good corporate governance, informasi keuangan, serta analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan.

2. Abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengambil 167 perusahaan yang mengikuti penyelenggaran ARA pada tahun 2007 sebagai populasi. Selanjutnya, sampel yang diambil adalah perusahaan yang mendapatkan ranking pertama, kedua, dan ketiga dari tiap-tiap kategori yang ditetapkan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik dimana pengambilan elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam sampel dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili populasi (representative). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisis.
Adapun kriteria yang diterapkan yaitu:
1. Sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang mendapat ranking pertama, kedua, dan ketiga dari masing-masing kategori penerima ARA 2007 yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2008 yaitu berjumlah 19 sampel, dimana ada 1 perusahaan yang mendapatkan 2 penghargaan dan hanya dihitung sebagai 1 sampel.
2. Sampel perusahaan yang tidak Tbk tidak akan ikut diperhitungkan karena tidak adanya data yang digunakan dalam perhitungan yaitu berjumlah 6 sampel.
Dengan demikian dari 167 perusahaan yang mengikuti ARA 2007, maka akan diambil 12 sampel yang memenuhi persyaratan untuk diuji dalam penelitian ini.
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi tidak langsung. Data penelitian yang dikumpulkan adalah data historis berupa cross section data pada tahun 2008.
Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
1. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dan mengikuti Annual Report Award 2007 yang diselenggarakan tahun 2008.
2. Data harga penutupan saham harian untuk tiap sampel perusahaan dan data IHSG harian yang diperoleh dari www.yahoofinance.com. Kedua data tersebut digunakan untuk menghitung return saham dan return pasar harian yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran I-1 sampai dengan I-12 (selama estimation period) serta lampiran II – 1 sampai dengan II-12 (selama event period).
Selain itu juga dilakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Atma Jaya lantai 1 dan 2 untuk mencari teori-teori yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data
1. Periode pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa (event period).
2. Estimation period adalah periode waktu yang digunakan untuk memprediksi return saham pada event period. Penelitian ini menggunakan estimation period selama 100 hari, yaitu dari t – 110 sampai t – 11 sebelum event period untuk mengestimasi alpha dan beta historis yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi return. Estimation period ditentukan sebelum event period untuk mencegah peristiwa Annual Report Award ikut mempengaruhi estimasi parameter dari model. Sebenarnya tidak ada patokan jangka waktu tertentu untuk mengestimasi beta historis.
Dalam hal ini Brigham & Daves (2004) menyatakan,
“In statistical analysis, it is generally better to have more rather than fewer observations, because using more observations generally leads to greater statistical confidence.” (p.96).
Pada umumnya, penelitian-penelitian dengan metodologi studi peristiwa menggunakan periode estimasi selama 100 hari sehingga dianggap cukup layak untuk mengestimasi beta historis.
3. Event period adalah periode waktu yang dianalisis dalam penelitian. Event period yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang selanjutnya ditransformasikan ke
dalam angka - 10, - 9, - 8, - 7, - 6, - 5, - 4, - 3, - 2, - 1, 0, + 1, + 2, + 3, + 4, + 5, + 6, + 7, + 8, + 9, +10. Pada perhitungan periode, hari Sabtu dan hari Minggu atau hari libur nasional tidak dimasukkan dalam perhitungan karena saham tidak diperdagangkan pada hari-hari tersebut. Estimation period dan event period yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
estimation period event period

t-110 t-11 t-10 t-0 t+10
4. Hari pengumuman (event date) atau hari 0 adalah hari atau tanggal efektif, yaitu tanggal dimana rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan yang sudah disetujui oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pemilihan tanggal efektif sebagai event date bertujuan untuk menjamin tidak ada lagi perubahan atau penambahan informasi terhadap rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan.
5. Harga saham (Pit) adalah harga suatu saham i yang ada di bursa (BEJ) pada tanggal t setelah penutupan (closing price) pada tahun 2008.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)
1. Return sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada tanggal t yang merupakan selisih harga saham sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.
Rit = Pit− Pit−1+ DitPit−1
dimana :
𝐑𝐢𝐭 = return suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭 = harga suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭−𝟏 = harga suatu saham i pada periode t – 1
𝐃𝐢𝐭 = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t
2. Return pasar (market return) sesungguhnya dihitung dengan
menggunakan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
merupakan selisih IHSG sekarang relatif terhadap IHSG
sebelumnya.
𝑅𝑀𝑡= 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
dimana:
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕−𝟏 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t-1

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
1. Return ekspektasi (expected return) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Return ekspektasi merupakan return yang masih diestimasi. Menurut Brown & Warner (1985), terdapat berbagai model statistik untuk mengestimasi return yang dapat digunakan yaitu: mean-adjusted return, market model, dan market-adjusted return. Penelitian ini menggunakan market model yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝜷𝒊𝑹𝑴𝒕+ 𝜺𝒊𝒕
dimana:
Rit = expected return suatu sekuritas i pada tanggal t
𝜶𝒊 = alpha, yaitu suatu konstanta yang merupakan komponen dari return suatu sekuritas i yang tidak dipengaruhi perubahan pasar.
Alpha merupakan intercept dari suatu garis regresi.
𝜷𝒊 = beta, yaitu koefisien yang mengukur perubahan (sensitivitas) return suatu sekuritas i terhadap perubahan pasar.
Beta merupakan slope dari suatu garis regresi.
𝑹𝑴𝒕 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝜺𝒊𝒕 = random error atau residual yang merupakan abnormal return.
Random error ini diharapkan mempunyai nilai sama dengan nol.
Untuk menghitung expected return berdasarkan kinerja pasar saat itu, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑬𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝒃𝒊𝑹𝑴𝒕
dimana :
𝐄 𝐑𝐢𝐭 = expected return suatu saham i pada tanggal t
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝐚𝐢𝐛𝐢 = parameter dari koefisien regresi 𝒂𝒊𝜷𝒊

2. Abnormal Return adalah selisih antara return yang sesungguhnya diterima oleh investor dengan return yang diharapkan oleh investor. Perhitungan abnormal return menggunakan mean-adjusted return model.
ARit= Rit− E(Rit)
dimana:
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
𝐑𝐢𝐭 = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke-i pada periode ke t
𝐄(𝐑𝐢𝐭) = expected return saham ke i pada periode ke t

3. Rata-rata abnomal return (AARt) adalah penjumlahan abnormal return selama event period dibagi jumlah sampel (N).
AARt= ∑ARitN
dimana:
𝐀𝐀𝐑𝐭 = rata-rata abnormal return harian pada periode ke t
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
N = jumlah perusahaan

Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan pola keterkaitan dan signifikansi masing-masing variabel independen yang diteliti dengan variabel dependennya.
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pengumuman ARA mempengaruhi harga saham di sekitar tanggal pengumuman tersebut dan mempengaruhi abnormal return yang diperoleh investor.
Dalam melakukan pengujian pengaruh pengumuman ARA terhadap ada tidaknya abnormal return yang signifikan, maka penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan α sebesar 5%.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan salah satu metode statistik nonparametrik yang sering juga disebut sebagai metode bebas sebaran (distribution free) karena model uji statistiknya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Artinya bahwa metode statistik nonparametrik tidak menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak menetapkan syarat homoscedasticity. Homoscedasticity adalah kondisi dimana varians data atau varians sisaan konstan atau homogen. Banyak di antara uji-uji statistik nonparametrik kadangkala disebut sebagai “uji ranking”, karena teknik-teknik nonparametrik ini dapat digunakan untuk skor yang yang bukan merupakan skor eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan berupa skor yang semata-mata berupa jenjang-jenjang (ranks).
Uji statistik nonparametrik digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
1. bentuk distribusi populasinya, darimana sampel penelitiannya diambil, tidak diketahui menyebar secara normal.
2. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala nominal (diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya).
3. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala ordinal (disusun dalam tingkatan dan dinyatakan dalam ranking pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya).
4. ukuran sampel penelitiannya kecil dan sifat distribusi populasinya tidak diketahui secara pasti.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Uji tanda (sign test) didasarkan pada tanda-tanda positif atau negatif dari perbedaan antara pasangan pengamatan dan bukannya ukuran-ukuran kuantitatif sebagai datanya. Tes ini terutama bermanfaat untuk penelitian dimana pengukuran kuantitatif tidak mungkin atau tidak dapat dijalankan, tetapi kita masih mungkin menentukan tingkatan bagi pasangan pengamatan. Pada uji tanda (sign test) hanya melihat hasil berupa tanda positif atau negatif saja tetapi tidak memperhatikan besarnya perbedaan.
Dalam uji tanda (sign test) seperti yang telah diuraikan di atas, besarnya beda tidak diperhatikan. Penyempurnaan uji tanda (sign test) ini diperkenalkan oleh Wilcoxon pada tahun 1945. Pengujian yang telah diperkenalkan ini dinamakan “Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Di samping tandanya positif atau negatif besarnya beda juga diperhatikan. Tes Jenjang – Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan memberikan bobot yang lebih besar kepada pasangan yang menunjukkan perbedaan yang besar untuk kedua kondisinya, dibandingkan dengan pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil.
Tes Wilcoxon adalah tes yang paling berguna bagi para peneliti. Dengan data yang biasa, peneliti dapat mengatakan tanda selisih observasi dalam setiap pasangan dan membuat ranking selisih itu dalam urutan harga absolutnya. Artinya, peneliti dapat membuat penilaian dengan hanya melihat data kedua pasangan tersebut.
Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di event period. Signifikansi tersebut untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk).
Dalam menguji signifikansi rata-rata abnormal return saham untuk masing-masing hari selama event period untuk mengetahui ada atau tidaknya abnormal return saham yang signifikan atau berbeda dari nol selama event period tersebut, penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Penarikan kesimpulan terhadap output SPSS dilakukan berdasarkan probabilitasnya (nilai Sig.), dimana probabilitas dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dasar dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig.) > 0.05 , maka Ho diterima.
Jika probabilitas (sig.) ≤ 0.05 , maka Ho ditolak.
Tahap-tahap dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan event date, event period, dan estimation period untuk masing-masing saham perusahaan sampel.
2. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return) harian untuk masing-masing saham perusahaan sampel selama periode pengamatan.
3. Menghitung return pasar sesungguhnya (market return) harian selama periode pengamatan.
4. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan actual return dan
market return selama estimation period. Model ekspektasi ini dibentuk
dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Squares)
untuk meregresikan actual return harian dengan market return harian
berdasarkan market model. Dari hasil regresi OLS diperoleh nilai a
dan b sebagai estimasi nilai a dan β masing-masing saham
perusahaan sampel.
Rumus regresi OLS:
Y= a + bX
𝑏=𝑛𝑥𝑦− 𝑥𝑦𝑛𝑥2− 𝑥²
𝑎= 𝑦−𝑏𝑥𝑛


dimana:
Y = variabel terikat (dependent), yaitu expected return
X = variabel bebas (independent), yaitu market return
n = jumlah data observasi

5. Menggunakan model ekspektasi di atas untuk mengestimasi expected return selama event period.
6. Menghitung abnormal return (𝐴𝑅𝑖𝑡) harian individual selama event period.
7. Menghitung rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period.
8. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period dengan menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hasil yang didapat akan digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis








Model penelitian tersebut jika dinyatakan secara skematis yaitu:

BAB 3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Event study merupakan suatu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Semakin cepat pasar bereaksi terhadap informasi baru berarti pasar modal semakin efisien. Selain itu, event study juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman.
Peristiwa atau event yang dipilih dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman Annual Report Award dimana fokus penelitian ini adalah dampak dari event tersebut terhadap abnormal return saham untuk tahun 2008. Event period yang digunakan adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman (pre-event), 1 hari pada saat pengumuman (event date), dan 10 hari setelah pengumuman (post-event).
Penentuan event period ini ditujukan untuk dapat menampung semua pengaruh yang terjadi sebagai akibat adanya pengumuman Annual Report Award dan dianggap cukup layak dalam metodologi studi peristiwa (Budiarto & Baridwan, 1999). Campbell, Lo, & MacKinlay (1997) juga menyatakan bahwa jika waktu terjadinya peristiwa dapat diketahui secara tepat, maka kemampuan statistik untuk mengidentifikasi dampak dari peristiwa tersebut akan lebih baik jika menggunakan event period yang lebih pendek. Analisis terhadap 10 hari sebelum pengumuman dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan informasi Annual Report Award sudah keluar ke publik terlebih dahulu karena adanya insider information. Sedangkan analisis terhadap 10 hari setelah pengumuman Annual Report Award dimaksudkan untuk melihat reaksi investor yang kemungkinan baru mengetahui pada saat pengumuman Annual Report Award dipublikasikan.
Penentuan event period yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan memungkinkan terjadinya bias dalam melihat pengaruhnya. MacKinlay (1997) juga menegaskan hal ini dengan menyebutkan bahwa ada dua masalah yang akan dihadapi dalam penentuan panjang pendeknya event period. Pertama, event period yang semakin panjang akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya. Kedua, semakin panjang event period yang diteliti, akan semakin sulit dalam mengontrol adanya confounding effect yang disebabkan oleh adanya publikasi informasi lain yang bersamaan dengan event yang diteliti. Jika event period yang digunakan terlalu pendek, ada kemungkinan reaksi para investor secara keseluruhan kurang dapat dilihat karena berkaitan dengan seberapa cepat pasar menyerap informasi untuk membentuk harga keseimbangan baru. Alasan pemilihan rentang waktu ini adalah karena jumlah hari kerja bursa dalam 1 minggu adalah 5 hari, sehingga dapat dikatakan pengambilan event period ini menjadi 2 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah pengumuman Annual Report Award.

3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Annual Report Award merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan bersama oleh Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Penyelenggaraan ARA pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan transparansi di sektor dunia usaha, baik BUMN/ BUMD tercatat dan tidak tercatat, maupun perusahaan private yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa Efek. Kriteria Penilaian disusun dengan memberi penekanan pada kualitas dari informasi yang tercantum didalam Laporan Tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan Good Corporate Governance; antara lain meliputi ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, good corporate governance, informasi keuangan, serta analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan.

2. Abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengambil 167 perusahaan yang mengikuti penyelenggaran ARA pada tahun 2007 sebagai populasi. Selanjutnya, sampel yang diambil adalah perusahaan yang mendapatkan ranking pertama, kedua, dan ketiga dari tiap-tiap kategori yang ditetapkan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik dimana pengambilan elemen-elemen yang akan dimasukkan ke dalam sampel dilakukan dengan sengaja berdasarkan suatu kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dengan catatan bahwa sampel tersebut mewakili populasi (representative). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisis.
Adapun kriteria yang diterapkan yaitu:
1. Sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang mendapat ranking pertama, kedua, dan ketiga dari masing-masing kategori penerima ARA 2007 yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2008 yaitu berjumlah 19 sampel, dimana ada 1 perusahaan yang mendapatkan 2 penghargaan dan hanya dihitung sebagai 1 sampel.
2. Sampel perusahaan yang tidak Tbk tidak akan ikut diperhitungkan karena tidak adanya data yang digunakan dalam perhitungan yaitu berjumlah 6 sampel.
Dengan demikian dari 167 perusahaan yang mengikuti ARA 2007, maka akan diambil 12 sampel yang memenuhi persyaratan untuk diuji dalam penelitian ini.
Semua data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi tidak langsung. Data penelitian yang dikumpulkan adalah data historis berupa cross section data pada tahun 2008.
Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
1. Perusahaan-perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance dan mengikuti Annual Report Award 2007 yang diselenggarakan tahun 2008.
2. Data harga penutupan saham harian untuk tiap sampel perusahaan dan data IHSG harian yang diperoleh dari www.yahoofinance.com. Kedua data tersebut digunakan untuk menghitung return saham dan return pasar harian yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran I-1 sampai dengan I-12 (selama estimation period) serta lampiran II – 1 sampai dengan II-12 (selama event period).
Selain itu juga dilakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Atma Jaya lantai 1 dan 2 untuk mencari teori-teori yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data
1. Periode pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari periode estimasi (estimation period) dan periode peristiwa (event period).
2. Estimation period adalah periode waktu yang digunakan untuk memprediksi return saham pada event period. Penelitian ini menggunakan estimation period selama 100 hari, yaitu dari t – 110 sampai t – 11 sebelum event period untuk mengestimasi alpha dan beta historis yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi return. Estimation period ditentukan sebelum event period untuk mencegah peristiwa Annual Report Award ikut mempengaruhi estimasi parameter dari model. Sebenarnya tidak ada patokan jangka waktu tertentu untuk mengestimasi beta historis.
Dalam hal ini Brigham & Daves (2004) menyatakan,
“In statistical analysis, it is generally better to have more rather than fewer observations, because using more observations generally leads to greater statistical confidence.” (p.96).
Pada umumnya, penelitian-penelitian dengan metodologi studi peristiwa menggunakan periode estimasi selama 100 hari sehingga dianggap cukup layak untuk mengestimasi beta historis.
3. Event period adalah periode waktu yang dianalisis dalam penelitian. Event period yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 21 hari (dari t – 10 sampai t + 10) yang selanjutnya ditransformasikan ke
dalam angka - 10, - 9, - 8, - 7, - 6, - 5, - 4, - 3, - 2, - 1, 0, + 1, + 2, + 3, + 4, + 5, + 6, + 7, + 8, + 9, +10. Pada perhitungan periode, hari Sabtu dan hari Minggu atau hari libur nasional tidak dimasukkan dalam perhitungan karena saham tidak diperdagangkan pada hari-hari tersebut. Estimation period dan event period yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
estimation period event period

t-110 t-11 t-10 t-0 t+10
4. Hari pengumuman (event date) atau hari 0 adalah hari atau tanggal efektif, yaitu tanggal dimana rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan yang sudah disetujui oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pemilihan tanggal efektif sebagai event date bertujuan untuk menjamin tidak ada lagi perubahan atau penambahan informasi terhadap rencana Annual Report Award yang akan dilakukan perusahaan.
5. Harga saham (Pit) adalah harga suatu saham i yang ada di bursa (BEJ) pada tanggal t setelah penutupan (closing price) pada tahun 2008.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)
1. Return sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada tanggal t yang merupakan selisih harga saham sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.
Rit = Pit− Pit−1+ DitPit−1
dimana :
𝐑𝐢𝐭 = return suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭 = harga suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭−𝟏 = harga suatu saham i pada periode t – 1
𝐃𝐢𝐭 = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t
2. Return pasar (market return) sesungguhnya dihitung dengan
menggunakan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
merupakan selisih IHSG sekarang relatif terhadap IHSG
sebelumnya.
𝑅𝑀𝑡= 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
dimana:
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t
𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕−𝟏 = Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal t-1

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
1. Return ekspektasi (expected return) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Return ekspektasi merupakan return yang masih diestimasi. Menurut Brown & Warner (1985), terdapat berbagai model statistik untuk mengestimasi return yang dapat digunakan yaitu: mean-adjusted return, market model, dan market-adjusted return. Penelitian ini menggunakan market model yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝜷𝒊𝑹𝑴𝒕+ 𝜺𝒊𝒕
dimana:
Rit = expected return suatu sekuritas i pada tanggal t
𝜶𝒊 = alpha, yaitu suatu konstanta yang merupakan komponen dari return suatu sekuritas i yang tidak dipengaruhi perubahan pasar.
Alpha merupakan intercept dari suatu garis regresi.
𝜷𝒊 = beta, yaitu koefisien yang mengukur perubahan (sensitivitas) return suatu sekuritas i terhadap perubahan pasar.
Beta merupakan slope dari suatu garis regresi.
𝑹𝑴𝒕 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝜺𝒊𝒕 = random error atau residual yang merupakan abnormal return.
Random error ini diharapkan mempunyai nilai sama dengan nol.
Untuk menghitung expected return berdasarkan kinerja pasar saat itu, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑬𝑹𝒊𝒕= 𝜶𝒊+ 𝒃𝒊𝑹𝑴𝒕
dimana :
𝐄 𝐑𝐢𝐭 = expected return suatu saham i pada tanggal t
𝐑𝐌𝐭 = return pasar (market return) sesungguhnya pada tanggal t
𝐚𝐢𝐛𝐢 = parameter dari koefisien regresi 𝒂𝒊𝜷𝒊

2. Abnormal Return adalah selisih antara return yang sesungguhnya diterima oleh investor dengan return yang diharapkan oleh investor. Perhitungan abnormal return menggunakan mean-adjusted return model.
ARit= Rit− E(Rit)
dimana:
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
𝐑𝐢𝐭 = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke-i pada periode ke t
𝐄(𝐑𝐢𝐭) = expected return saham ke i pada periode ke t

3. Rata-rata abnomal return (AARt) adalah penjumlahan abnormal return selama event period dibagi jumlah sampel (N).
AARt= ∑ARitN
dimana:
𝐀𝐀𝐑𝐭 = rata-rata abnormal return harian pada periode ke t
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
N = jumlah perusahaan

Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan pola keterkaitan dan signifikansi masing-masing variabel independen yang diteliti dengan variabel dependennya.
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pengumuman ARA mempengaruhi harga saham di sekitar tanggal pengumuman tersebut dan mempengaruhi abnormal return yang diperoleh investor.
Dalam melakukan pengujian pengaruh pengumuman ARA terhadap ada tidaknya abnormal return yang signifikan, maka penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan α sebesar 5%.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan salah satu metode statistik nonparametrik yang sering juga disebut sebagai metode bebas sebaran (distribution free) karena model uji statistiknya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Artinya bahwa metode statistik nonparametrik tidak menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak menetapkan syarat homoscedasticity. Homoscedasticity adalah kondisi dimana varians data atau varians sisaan konstan atau homogen. Banyak di antara uji-uji statistik nonparametrik kadangkala disebut sebagai “uji ranking”, karena teknik-teknik nonparametrik ini dapat digunakan untuk skor yang yang bukan merupakan skor eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan berupa skor yang semata-mata berupa jenjang-jenjang (ranks).
Uji statistik nonparametrik digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
1. bentuk distribusi populasinya, darimana sampel penelitiannya diambil, tidak diketahui menyebar secara normal.
2. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala nominal (diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya).
3. variabel penelitiannya hanya dapat diukur dalam skala ordinal (disusun dalam tingkatan dan dinyatakan dalam ranking pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya).
4. ukuran sampel penelitiannya kecil dan sifat distribusi populasinya tidak diketahui secara pasti.
Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) merupakan penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Uji tanda (sign test) didasarkan pada tanda-tanda positif atau negatif dari perbedaan antara pasangan pengamatan dan bukannya ukuran-ukuran kuantitatif sebagai datanya. Tes ini terutama bermanfaat untuk penelitian dimana pengukuran kuantitatif tidak mungkin atau tidak dapat dijalankan, tetapi kita masih mungkin menentukan tingkatan bagi pasangan pengamatan. Pada uji tanda (sign test) hanya melihat hasil berupa tanda positif atau negatif saja tetapi tidak memperhatikan besarnya perbedaan.
Dalam uji tanda (sign test) seperti yang telah diuraikan di atas, besarnya beda tidak diperhatikan. Penyempurnaan uji tanda (sign test) ini diperkenalkan oleh Wilcoxon pada tahun 1945. Pengujian yang telah diperkenalkan ini dinamakan “Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Di samping tandanya positif atau negatif besarnya beda juga diperhatikan. Tes Jenjang – Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan memberikan bobot yang lebih besar kepada pasangan yang menunjukkan perbedaan yang besar untuk kedua kondisinya, dibandingkan dengan pasangan yang menunjukkan perbedaan yang kecil.
Tes Wilcoxon adalah tes yang paling berguna bagi para peneliti. Dengan data yang biasa, peneliti dapat mengatakan tanda selisih observasi dalam setiap pasangan dan membuat ranking selisih itu dalam urutan harga absolutnya. Artinya, peneliti dapat membuat penilaian dengan hanya melihat data kedua pasangan tersebut.
Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di event period. Signifikansi tersebut untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk).
Dalam menguji signifikansi rata-rata abnormal return saham untuk masing-masing hari selama event period untuk mengetahui ada atau tidaknya abnormal return saham yang signifikan atau berbeda dari nol selama event period tersebut, penulis menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Penarikan kesimpulan terhadap output SPSS dilakukan berdasarkan probabilitasnya (nilai Sig.), dimana probabilitas dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dasar dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig.) > 0.05 , maka Ho diterima.
Jika probabilitas (sig.) ≤ 0.05 , maka Ho ditolak.
Tahap-tahap dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan event date, event period, dan estimation period untuk masing-masing saham perusahaan sampel.
2. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return) harian untuk masing-masing saham perusahaan sampel selama periode pengamatan.
3. Menghitung return pasar sesungguhnya (market return) harian selama periode pengamatan.
4. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan actual return dan
market return selama estimation period. Model ekspektasi ini dibentuk
dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Squares)
untuk meregresikan actual return harian dengan market return harian
berdasarkan market model. Dari hasil regresi OLS diperoleh nilai a
dan b sebagai estimasi nilai a dan β masing-masing saham
perusahaan sampel.
Rumus regresi OLS:
Y= a + bX
𝑏=𝑛𝑥𝑦− 𝑥𝑦𝑛𝑥2− 𝑥²
𝑎= 𝑦−𝑏𝑥𝑛


dimana:
Y = variabel terikat (dependent), yaitu expected return
X = variabel bebas (independent), yaitu market return
n = jumlah data observasi

5. Menggunakan model ekspektasi di atas untuk mengestimasi expected return selama event period.
6. Menghitung abnormal return (𝐴𝑅𝑖𝑡) harian individual selama event period.
7. Menghitung rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period.
8. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman selama event period dengan menggunakan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). Hasil yang didapat akan digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis








Model penelitian tersebut jika dinyatakan secara skematis yaitu:

BAB 2

BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN TEORETIS

2.1 Kerangka Teoretis
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Good Corporate Governance didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders-nya. Dua hal yang menjadi perhatian konsep ini yaitu:
a. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat pada waktunya.
b. Kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat pada waktunya, dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders.
Kedua hal tersebut penting karena secara empiris terbukti bahwa penerapan prinsip corporate governance dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan (Beasly et al., 1996; Wright, 1996). Chtourou et al. (2001) yang menguji apakah praktik corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan juga menyimpulkan bahwa penerapan prinsip corporate governance akan menjadi constrain manipulasi yang dilakukan manajemen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Abbott et al. (2000) yang membuktikan adanya hubungan positif antara penerapan corporate governance dengan berkurangnya kecurangan (fraud) pada pelaporan keuangan (financial reporting) yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan.
Penelitian McKinsey, seperti dikutip oleh Luhukay dan Rafick (2002), membuktikan bahwa investor di negara-negara maju bersedia memberi premium yang cukup tinggi, mencapai sekitar 28%, kepada perusahaan yang menerapkan prinsip corporate governance dengan konsisten. Sebagai tambahan ditemukan bukti bahwa saham perusahaan-perusahaan tersebut menikmati valuasi pasar sampai dengan 10%-12%. Sejalan dengan penelitian tersebut, survei yang dilakukan di enam emerging market menunjukkan kaitan yang erat antara penerapan corporate governance dengan harga saham perusahaan-perusahaan public tersebut (Luhukay, 2002). Hal tersebut terjadi karena hampir 75% investor di pasar menganggap keterbukaan dan informasi mengenai penerapan corporate governance sama pentingnya dengan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan. Bahkan beberapa pihak menganggap keterbukaan dan informasi mengenai corporate governance lebih penting daripada informasi keuangan (Lukuhay, 2002).

2.1.2 Pengertian Return
Perhitungan return sangat diperlukan bagi investor untuk menilai kinerja suatu investasi. Selain itu, perhitungan return juga mempengaruhi estimasi return yang akan diperoleh di masa depan. Return yang dimaksud di sini adalah realized return atau return sesungguhnya yang didapatkan investor (actual return).
Van Horne & Wachowicz, Jr (1998) menyatakan,

“Return can be defined as the income received on an investment plus any change in market price, usually expressed as a percent of the beginning market price of the investment.” (p.90).

Jones (2002) mengemukakan return dari suatu investasi terdiri dari dua komponen, yaitu:
1. Yield yaitu cash flow atau arus kas (pendapatan) yang dibayarkan secara periodik, baik dalam bentuk bunga (untuk investasi dalam obligasi) ataupun dividen (untuk investasi dalam saham).
2. Capital gain atau capital loss yaitu perubahan (selisih) harga saham pada saat penjualan. Capital gain terjadi apabila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya. Sedangkan capital loss terjadi apabila harga saham pada akhir periode lebih rendah dari harga awalnya.

Kedua komponen di atas membentuk total return di mana total return (TR) untuk suatu periode waktu adalah
𝐓𝐑=𝐂𝐅𝐭+ (𝐏𝐄− 𝐏𝐁)𝐏𝐁= 𝐂𝐅+𝐏𝐂𝐏𝐁
Dimana:

𝑪𝑭𝒕 = arus kas selama periode t
𝑷𝑬 = harga di akhir periode atau harga penjualan
𝑷𝑩 = harga di awal periode atau harga pembelian
𝑷𝑪 = perubahan harga selama periode atau 𝑷𝑬− 𝑷𝑩
Tingkat pengembalian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian saham individu. Menurut Van Horne & Wachowicz, Jr (1998), tingkat pengembalian saham individu dapat dicari dengan rumus:
𝐑𝐢𝐭=𝐏𝐢𝐭− 𝐏𝐢𝐭−𝟏+ 𝐃𝐢𝐭𝐏𝐢𝐭−𝟏
Dimana :
𝐑𝐢𝐭 = return suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭 = harga suatu saham i pada periode t
𝐏𝐢𝐭−𝟏 = harga suatu saham i pada periode t – 1
𝐃𝐢𝐭 = dividen tunai dari suatu saham i pada akhir periode ke t
Apabila komponen dividen tidak dimasukkan dalam mencari return suatu saham yang dikarenakan adanya perbedaan periode waktu, maka menurut Sharpe, Alexander, and Bailey (1999); rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝐑𝐢𝐭=𝐏𝐢𝐭− 𝐏𝐢𝐭−𝟏𝐏𝐢𝐭−𝟏

Pengertian Expected Return
Expected return adalah perkiraan yang diharapkan akan diterima investor selama suatu periode waktu di masa depan (Jones, 2002). Return yang akan diperoleh di masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian karena return actual yang diterima biasanya berbeda dengan return yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam mengestimasikan expected return, setiap hasil yang mungkin diperoleh harus dipertimbangkan dan kemungkinan (probabilita) terjadinya hasil tersebut harus diperkirakan.
Van Horne and Wachowicz, Jr (1998) menyatakan,

“Expected return is the weighted average of possible returns with the weights being the probabilities of occurence.”

E(R) = i=1nRi(Pi)
Dimana:
E(R) = expected return dari suatu sekuritas
Ri = return untuk kemungkinan ke i
Pi = kemungkinan (probabilita) Ri terjadi
n = jumlah kemungkinan
Pada umumnya, ada dua pendekatan untuk menghitung expected return, yang sering disebut normal return, yaitu pendekatan statistik dan pendekatan ekonomi. Menurut Brown and Warner (1985) di dalam Jogiyanto (1998) ada tiga model statistik untuk mengestimasi return, yaitu:
1. Mean-adjusted return model atau constant-mean return model, yang menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang besarnya sama dengan rata-rata actual return sebelumnya di dalam periode estimasi.
2. Market model, yang menganggap bahwa expected return hanya tergantung pada resiko sistematis saham, yaitu β (beta). Model ini menggunakan periode estimasi untuk membentuk suatu model ekspektasi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi return.

3. Market-adjusted return model, yang menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu saham adalah return pasar pada saat tersebut sehingga E(𝑹𝒊𝒕) = 𝑹𝒎𝒕. Model ini digunakan jika tidak memungkinkan untuk menggunakan periode estimasi seperti pada peristiwa Initial Public Offering (IPO).
Expected return juga dapat dihitung dengan menggunakan model equilibrium pasar modal seperti Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Model (APT). Dalam praktek, komposisi dari market portfolio dalam CAPM tidak dapat diketahui secara tepat karena market portfolio merupakan suatu portfolio yang terdiri dari semua investasi yang terdapat dalam suatu rata-rata ekonomi.
Bodie, Kane, and Markus (2002) juga menyatakan,

“We have said that the CAPM is a statement about ex ante or expected return, whereas in practice all anyone can observe directly are ex post or realized returns.” (p.326).

Hal ini menyebabkan penggunaan CAPM sebagai Asset Pricing Model dalam event study dirasakan kurang realistis.
Di lain pihak, Arbitrage Pricing Model tidak memberikan suatu batasan yang jelas mengenai jumlah berbagai faktor yang mempengaruhi return sekuritas yang akan digunakan dalam perhitungan. Selain itu, berbagai faktor yang mempengaruhi return sekuritas juga tidak dapat dispesifikasikan secara jelas sebelumnya. Setiap faktor yang digunakan dalam perhitungan Arbitrage Pricing Model harus merupakan faktor yang tidak diantisipasi publik. Misalnya saja di akhir kuartal ketiga rata-rata tingkat inflasi mencapai 3% per tahun. Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya kita dapat memperkirakan secara rasional bahwa tingkat inflasi untuk kuartal berikutnya tidak mungkin mencapai 10%. Dalam hal ini tingkat inflasi bukan merupakan faktor dalam perhitungan Arbitrage Pricing Model. Akan tetapi tingkat inflasi yang tidak terduga (unexpected inflation), yaitu selisih antara tingkat inflasi sebenarnya dengan tingkat inflasi yang diperkirakan, merupakan faktor dalam perhitungan Arbitrage Pricing Model. Jadi, faktor-faktor yang akan digunakan dalam perhitungan Arbitrage Pricing Model tidak dapat ditentukan atau dispesifikasikan sebelumnya karena faktor-faktor tersebut merupakan hal yang tidak dapat diperkirakan (unexpected). Oleh karena itu, biasanya expected return dihitung dengan menggunakan model statistik.

Pengertian Abnormal Return
Efisiensi dalam pasar modal menunjukan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi relevan yang tersedia tentang suatu sekuritas langsung tercermin dalam harganya. Dengan kata lain, sebuah pasar yang efisien adalah pasar dimana harga surat berharga saat ini memberikan estimasi terbaik tentang nilainya yang sebenarnya. Jones (2002) menyatakan secara implisit bahwa dalam suatu pasar modal yang efisien, tidaklah mungkin untuk secara sistematis memperoleh atau kehilangan profit yang abnormal dari perdagangan berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa abnormal return adalah tingkat keuntungan berlebih yang diperoleh oleh investor dengan cara mengembangkan pedoman (trading rules) berdasarkan informasi yang diperoleh oleh investor tersebut. Husman dan Pujiastuti (1996) menyatakan, “tingkat keuntungan di atas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan equilibrium (yang diharapkan).” Jadi abnormal return ini merupakan selisih antara return yang sesungguhnya diterima (actual return) oleh investor dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor dan dinyatakan sebagai berikut:
𝐀𝐑𝐢𝐭= 𝐑𝐢𝐭− 𝐄(𝐑𝐢𝐭)
Dimana:
𝐀𝐑𝐢𝐭 = abnormal return saham ke i pada periode ke t
𝐑𝐢𝐭 = return yang sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke i
pada periode ke t
𝐄(𝐑𝐢𝐭) = expected return saham ke i pada periode ke t

2.2 Model Penelitian
Untuk memudahkan penelitian ini maka peneliti membuat sebuah model penelitian yang dapat membantu selama penelitian berlangsung sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya untuk mencari dan menjelaskan bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian.
Adapun penelitian ini akan menjelaskan mengenai pengaruh pengumuman Annual Report Award bagi perusahaan yang telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance terhadap abnormal return yang diperoleh oleh investor.

Model penelitian tersebut jika dinyatakan secara skematis yaitu:













Penelitian dalam skripsi ini dilakukan untuk mengetahui relevan atau tidaknya informasi pengumuman ARA yang digunakan sebagai pedoman (trading rules) bagi investor untuk membuat suatu keputusan investasi.




2.3 Hipotesis Konseptual
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ho = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA tidak berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA
Ha = Abnormal Return saham sebelum pengumuman ARA berbeda secara signifikan dengan setelah pengumuman ARA

BAB 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era sekarang ini berbagai bisnis di Indonesia mulai meng-go-public-kan perusahaanya. Dengan banyaknya perusahaan yang go public berarti semakin banyak investor yang ditarik untuk menanamkan modal dalam perusahaan yang go public. Setiap investor pasti akan menginginkan uangnya untuk dikelola dengan sangat baik sehingga mampu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin bagi pemilik (pemegang saham).
Untuk membuat perusahaan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin maka diperlukan kemampuan manajemen yang baik untuk mengelola perusahaan dengan baik. Pengelolaan perusahaan yang baik seharusnya mendatangkan kebaikan bagi seluruh stakeholder. Pengelolaan yang baik ini disebut sebagai Good Corporate Governance.
Good Corporate Governance merupakan konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi yang benar, akurat, tepat waktu, serta kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan secara akurat, tepat waktu, dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders. Prinsip Corporate Governance ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor.
Saat ini banyak masalah yang terjadi di Indonesia sehubungan dengan prinsip Corporate Governance, yaitu banyaknya praktek penyuapan, penggelapan pajak, bahkan sampai dengan Insider Trading yang merugikan bagi pemilik perusahaan dan investor. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan informasi yang didapat antara pemilik dengan manajemen sehingga sangat dimungkinkan sekali bagi manajemen untuk melakukan berbagai penyelewengan yang akhirnya berakibat ketidakadilan bagi investor.
Oleh sebab itu, beberapa institusi seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Indonesia (BEI), Ikatan Akuntan Indonesia (AIA), dan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) akan memberikan Annual Report Award kepada perusahaan yang telah memenuhi kriteria Good Corporate Governance.
Kriteria Good Corporate Governance menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 telah mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi:
1. Transparansi (Transparency)
Prinsip dasarnya adalah menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dimana informasi tersebut mudah diakses dan dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, perusahaan juga harus mempunyai inisiatif untuk mengungkapkan masalah dan memperhatikan hal-hal penting sehubungan dengan pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Tanggungjawab (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Guna melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dengan adanya pemberian ARA ini diharapkan kepercayaan investor dapat pulih kembali. Kepercayaan investor yang terus meningkat memberikan keuntungan bagi perusahaan karena investor mau memberikan harga yang premium dan harga saham perusahaan akan terus meningkat. Peningkatan harga saham ini dipengaruhi oleh pengumuman yang berisi tentang kinerja dan hasil perusahaan. Pengumuman tersebut mempengaruhi return saham dan menaksir apakah ada abnormal return yang diperoleh investor.

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan apakah pengumuman Annual Report Award atas penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan-perusahaan public mempengaruhi abnormal return investor?
Pembatasan masalah dari penulisan ini adalah Annual Report Award 2007 dimana pemberian Annual Report Award kepada perusahaan yang dinilai baik dilakukan pada tahun 2008. Sedangkan abnormal return yang diperoleh investor dlihat dari perusahaan yang menerima penghargaan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya abnormal return yang diperoleh oleh investor dari pemberian Annual Report Award kepada perusahaan yang telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor yang akan melakukan investasi pada suatu perusahaan dengan melihat kinerja perusahaan tersebut melalui pemberian Annual Report Award dan abnormal return yang didapat sehingga investor dapat mengambil keputusan terhadap investasi tersebut.
Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat menyadarkan dan memberi semangat bagi perusahaan yang belum menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan belum mendapat penghargaan Annual Report. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan tersebut karena perusahaan yang telah memperoleh Annual Report Award dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap dan harga saham perusahaan tersebut akan meningkat.

1.5 Tinjauan Pustaka
Good Corporate Governance terlebih dahulu telah diteliti oleh H. Sri Sulistyanto & Meniek S. Prapti (2003). Sulistyanto & Prapti membahas apakah pemberian Annual Report Award (ARA) kepada beberapa perusahaan public yang dinilai telah menerapkan GCG dengan baik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Sulistyanto & Prapti menggunakan uji t-test untuk menentukan apakah abnormal return secara statistik signifikan atau tidak dan menggunakan metode mean adjusted return model dalam perhitungan expected return. Hasil tulisan tersebut memperlihatkan bahwa pasar merespon secara positif terhadap pemberian ARA.
Skripsi ini mencoba untuk membandingkan apakah pemberian ARA dapat mempengaruhi abnormal return investor? Dimana penulis menggunakan uji statistik nonparametric test dengan Uji Jenjang – Bertanda Wilcoxon” (Wilcoxon’s Signed Rank Test) dan penggunaan metode market model dalam perhitungan expected return.

1.6 Sistematika Penulisan
Penulis akan menyajikan hasil penelitian dengan sistematika penyajian sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan
Dalam Bab Pendahuluan akan dikemukakan secara singkat mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Landasan Pemikiran Teoretis
Dalam bab ini akan dibahas mengenai landasan teoritis yang relevan dengan penelitian. Selain itu dalam bab ini juga dibahas mengenai kerangka berpikir, model penelitian dan hipotesis dari penelitian..

BAB III: Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai definisi operasional dari variabel-variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan dan teknik analisis data.
BAB IV: Analisis dan Pembatasan
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai gambaran umum dari objek penelitian. Selain itu penulis juga membahas mengenai analisis dari data yang didapat dan pembahasannya.
BAB V: Simpulan dan Saran
Merupakan bab yang menguraikan secara keseluruhan hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan tersebut dikemukakan saran-saran untuk peneliti-peneliti selanjutnya.